Sabtu, 28 Oktober 2017

~ Usah Engkau Tanya ~

usah engkau bertanya lagi 
kapan kita kan menepi 
untuk berlabuh 
di pelabuhan impian

bukankah samudra itu adalah kita
menjadi buih
di hamparan air tak bertepi 
menjadi ombak
 yang memecah di tengah lautan 
derunya indah bukan

angin darat sesekali angkuh menyapa
membuat debur ombak kita
tak lagi berirama
bahkan berulang kali
badai nyaris memorakporandakan kita
tapi lihatlah
kedua tangan kita masih teguh
saling erat menggenggam

sudahlah
nikmati saja syahdu detak jantung kita
yang senantiasa menyatu
dengan deru ombak ini

jika suatu ketika
angin kan mengantar kita ke tepian
membawa kita ke hamparan pasir putih luas 
itulah kemenangan dan kemerdekaan hakiki

usah engkau bertanya lagi
kapan kita kan menepi
Nimas!

Balaraja, 25 10 14

Jumat, 14 Juli 2017

~ Reuni Penuh Cinta 280617 ~

pagiku yang indah
sesaat mentari  lindap di balik kabut pagi
sejenak..
serupa ia berikanku sebuah tanda
atas sebuah alinea baru 
di paragraf yang sedang pelan kueja
dengan sisa cinta 
yang masih bersinau di ujung entah

ada riak rasa seperti  entah
menyeruak syahdu 
jatuh satu satu
seiring embun yang luruh
berganti hangat mentari
di pagi kita yang berhias senyum 
ah, 
senandung rindu ini demikian merdu
memecah senyap di dasar hati
ini bahagiaku, ini bahagia kita

sahabat..
duapuluhenam warsa yang lalu
kita berada di sini
mengukir berjuta kenangan
yang hingga kini
masih demikian kokoh terpatri
tersimpan di dasar hati
tak usang
meski embus angin demikian kencang
menerbangkan angan
‘tuk kita kembali pulang
Dalam cerita yang sama

duapuluh enam warsa sudah sahabat
kita mohon pamit pergi
dari tempat dimana semua kisah dimulai
mengepakkan sayap-sayap kecil kita
menuju samudra nan luas tak berbatas
dengan segala bentuk riak dan gelombang
membawa rindu
atas segala cerita kita

dan kini, di sini..
atas segala kuasa Sang Maha
kita berada pada riak kerinduan
yang tumpah di akhir penantian
ah, padang pertemuan ini demikian indah
menjawab dahaga atas puncak
dari segala kerinduan ini

serupa indah mimpi kita
pada lelap di penghujung malam
di peraduan kita
yang senantiasa semerbak aroma rindu
rindu yang senantiasa membuncah
menggelisah mengharap takdir tiba
memulai kembali semua kisah
lantang kita eja ia sebagai sebentuk
bahagia...

sahabat..
genap duapuluh enam kali sudah
almanak di dinding kita berganti angka
ratusan purnama telah kita lalui
di dunia kita yang terpisah jarak dan waktu
tapi tidak dengan hati kita
yang masih terbalut cinta yang tetap sama
serupa lembut sapa kita kala itu

kini..
ada hangat yang turut menyeruak
kurasakan lembab di sudut mata kita
namun tak pernah tereja ia
sebagai pilu atau duka yang mendera
ini tangisan bahagia kita sahabat
atas segala tumpah rindu di hati kita

terimakasih sahabat..
terimakasih untuk hari indah ini
terimakasih untuk sejuta keharuan
yang tercipta hari ini
kelak..
kan kita ukir kembali episode baru
dengan aroma cinta kita
yang tetap sama..


Purworejo, 28 Juni 2017

~ sisa aroma rindu ~

kabut masih berembus 
pada sisa shubuh 
di pagi kita yang hening 
dingin menjilat setiap jengkal pori 
di tubuh lelah kita 
yang masih berselimut rindu 

sejuta cerita masih kusimpan 
pada ujung keharuan 
di detik-detik peluk hangat engkau 

nanar mendera 
saat sang waktu melempar jeda 
atas sesak rindu yang tumpah 

biar..
biar saja kabut pagi ini sirna 
saat surya menjilat angkuh 
sebentuk dingin 
pada embun di pucuk dedaunan 
sebab di palung hati kita 
tetap ada aroma rindu 
yang bersemayam mesra
dalam sahaja..⁠⁠⁠⁠

Tangerang, 01 Juli 2017

Jumat, 19 Mei 2017

~ Di Ujung Penantian ~

kabut kian berarak
gelap tak bertepi
kelam tanpa pendar cahaya
tak kuasa lagi kueja ia sebagai halimun
sebab ia adalah badai
yang berembus di sisa lelahku
dalam penantian yang tak berujung
atas cerita kita
yang masih saja tertunda

demikian sulitnya
kugapai engkau
meski telah kucoba
meraih dingin hatimu
pada setiap embus nafasku
yang semakin kerontang
tanpa lembab harapku atas engkau
 
bilakah engkau singgah
di singgasana hatiku
yang telah kuselimuti
dengan buih cintaku
yang senantiasa beriak
menanti sentuhmu

yayi..



Balaraja, 190517

Selasa, 07 Februari 2017

~ Pamit ~

saat engkau
dalam pencarian
semburat mentari
yang kau harap
hangat menembus pori-pori

entah mengapa
awan berarak menyaput cakrawala
tiba-tiba..

sinar hangat yang kau harap
berganti setangkup pilu yang hinggap
tak nampak semburat surya
pun selarik senyum
seolah sirna tanpa jejak

mentarimu telah bulat
mohon pamit
demi seuntai bahagia
yang kan kau songsong
bersama rindumu

biar,
biarkan ia berlalu
sejurus senandung elegi
masih terdengar menyayat jiwa
iringi kepergian cahyamu
menuju senja cakrawala kita

Adinda...

Balaraja, 07/02/2017

~ Rindu Gapai-Mu ~

tetes embun
di pagi kita
yang demikian bening
tersaput kilau shubuh-Mu

membawa kita
ke palung senyap
di keheningan
setangkup Ridho-Mu

Ya Rabb..
peluk kami senantiasa
dengan berjuta
Shubuh-Mu yang tak berbilang

gapai kami
dalam kerontang
jiwa jiwa kami
yang selalu haus
lautan berkah-Mu

Amin..


Tangerang, 07/02/2017

~ Detik-Detik Rindu ~

serupa inginku
tuk melewati
detik demi detik
kisah kita

tik! tok! tik! tok!
demikian nisbi
engkau mengisi
senyap singgasana
di ruang hatiku
yang masih remaja

dalam pagut gerimis
yang menyatu
dengan sinau senyummu
yang nyaris tak berjeda
engkau menyambut
segala riak rasa

berdamai dengan
segala serapah
yang berdesing
di atas kepala kita

bilakah engkau
menghias senja kita
Yayi...


Bidara Village, 05/02/2017

~ Menikmati Cintamu ~

cakrawala seolah
nyaris lenyap
lindap di balik pilu
sebab engkau
tersedu dalam sesak
di sesaat isakmu
Yayi..!

air matamu
hapus segala gulana
serupa jingga
di ufuk senja kita

izinkanku
tuk genggam jemarimu
dengan sejuta rasa
di dasar sanubari
menikmati cintamu
yang senantiasa
demikian nisbi
tak bertepi

Yayi..





Balaraja, 03/02/2017

~ Air mata di shubuh-Mu ~

Shubuh-Mu nan lembut
memaksaku tuk kembali
pulang ke titik entah
melangkah gamang
menuju episode berikutnya

dalam riak kalam-Mu
nan biru mendayu
kucoba bertafakur
mencari sinau nilam
Ridho-Mu..

biarlah tetes demi tetes
air mata yang tumpah
di atas sajadah usang ini
menjadi saksi
atas pandirku
yang sering lupa Engkau

Ya Rabb..
ampunkanlah
segala dosa kami
izinkan kami kelak
menjadi penduduk Surga-Mu

Amin..


Bidara Village, 02/02/2017

Jumat, 06 Januari 2017

~ Menapak Windu Lelakiku ~

Lelakiku..
Jingga di ufuk timur
Bersinau-sinau hangat
Menembus lembut pagi kita
Seiring embun yang berlalu
Bersulih angkuhnya
Semburat sang mentari

Lelakiku..
Engkau masih melangkah
Dari gelanggang ke gelanggang
Dengan aneka penantang
Dalam gamit lenganku
Beriring tanpa bilah
Tak ada lelah
Pun tak tampak payah

Lelakiku..
Telah genap satu windu
Ku menjadi saksi
Tap! tap! tap!
Deru langkah kecilmu
Mantap menapak
Tak serupa langkah dari-dari 
Meski bukan juga sebuah langkah tegap

Lelakiku..
Tetaplah melaju
Menuju babak demi babak
Di episode panjang Sang Sutradara
Menikmati setiap bagian adegan-Nya

Lelakiku..
Kelak ku kan tiba
Dalam senyap di ujung letihku
Saat lenganku
Tak lagi kuasa
Menggamit lembut engkau
Tetaplah dalam lajumu
Tap! tap! tap!
Dengan irama yang tetap sama

Lelakiku..
Selamat menapaki windu
Ini windu pertamamu
Tetap dalam balutan cinta
Di langit hati kami
Yang senantiasa sarat
Dengan ronce do’a tanpa jeda
Untukmu, lelakiku..!


Bidara, 05/01/17

Dedicated for :

8th birthday moment
Yusuf Fakhri Az-Zukhruf






~ Di Ujung Lelah ~

tiba di ujung lelah dalam semu senyum atas pemaklumanku pergilah kini ke luas samudra yang engkau pilih tanpa aku di buritan kapalm...