tiba di ujung lelah
dalam semu senyum
atas pemaklumanku
pergilah kini
ke luas samudra
yang engkau pilih
tanpa aku
di buritan kapalmu
yang senantiasa berkilauan
mewah
sebab aku
tak lagi bodoh!
Bidara, 07/03/17
Me and my story
Minggu, 10 Maret 2019
Rabu, 30 Januari 2019
My Wife b'day
Kepada engkau..
yang telah menggenapkan
bait-bait puisiku
menjadi begitu indah
yang telah menyempurnakan
kidung yang kugubah
menjadi demikian mendayu
entahlah..
tak mampu kupuisikan
telah seberapa jauh
langkah kita beriring
menaklukkan jalan kita
yang acapkali berkelok
pun tak sekali penuh onak duri
sebab saat jemari kita saling menggenggam
badaipun kusambut riang
sebab ia tak lebih dari embus sang halimun
yang lembut menyaput pori
dan kita..
tetap menari
Selamat berulang tahun wahai
belahan jiwaku
Sisa usia berlimpah berkah senantiasa untukmu
kulantunkan dalam segenap rapal doa
dalam rengkuh peluk-Nya
tetaplah di sini bersamaku
menarikan tarian surga
Yayi...
DW
21 01 19
#especially
#birthday
#mywife
yang telah menggenapkan
bait-bait puisiku
menjadi begitu indah
yang telah menyempurnakan
kidung yang kugubah
menjadi demikian mendayu
entahlah..
tak mampu kupuisikan
telah seberapa jauh
langkah kita beriring
menaklukkan jalan kita
yang acapkali berkelok
pun tak sekali penuh onak duri
sebab saat jemari kita saling menggenggam
badaipun kusambut riang
sebab ia tak lebih dari embus sang halimun
yang lembut menyaput pori
dan kita..
tetap menari
Selamat berulang tahun wahai
belahan jiwaku
Sisa usia berlimpah berkah senantiasa untukmu
kulantunkan dalam segenap rapal doa
dalam rengkuh peluk-Nya
tetaplah di sini bersamaku
menarikan tarian surga
Yayi...
DW
21 01 19
#especially
#birthday
#mywife
menjemput embun pagi
Senyap ini serupa gulita
sesaat sesakkan nafasmu
tatkala paru-parumu sedang terlena
menghirup dalam-dalam segar udara pagi ini
katamu..
tenangkan degup di dadamu wahai
lihatlah..
masih ada sedikit sisa
geliat rona shubuh kita yang begitu lembut
mari menari bersamaku
menjemput embun pagi
yang bukan sebuah mimpi
atau kepak halusinasi
DW
20 01 2019
sesaat sesakkan nafasmu
tatkala paru-parumu sedang terlena
menghirup dalam-dalam segar udara pagi ini
katamu..
tenangkan degup di dadamu wahai
lihatlah..
masih ada sedikit sisa
geliat rona shubuh kita yang begitu lembut
mari menari bersamaku
menjemput embun pagi
yang bukan sebuah mimpi
atau kepak halusinasi
DW
20 01 2019
~ Aku Mencintaimu ~
Inginnya kukabarkan rasa ini
kepada rona jingga
di awal pagi kita yang hening
meluruhkan setiap riak rasa
riuh namun enggan meletup
lindap di balik semburat pagi kita
telah engkau genapkan puisiku
terangkai syahdu, bait demi bait
mengetuk kerontang dinding hati
yang menahan kerinduan atas engkau
serupa rinai hujan yang luruh
menyaput santun buih cintaku
dan aku masih tetap berdiri di sini
hingga senja memagut malam
menghias nada-nada yang kugubah
dan tetap membiaskan buncah rasa
aku mencintaimu…
DW
30 01 2019
Jumat, 30 November 2018
~ Angkuhmu ~
Bersenggama dengan keangkuhanmu
adalah sebuah legenda
yang terus engkau pertontonkan
nyaris tanpa jeda
bahkan saat lelap hampir kau jelang
Terus
tengadahkanlah dagumu
tetaplah busungkan dada kekarmu, wahai!
sementara biarkan aku tetap di sini
dalam sikap sempurna
menunggu aba-aba-Nya
menikmati setiap adegan yang kau jajakan
dengan jalang
Lalu nafasmu mulai memburu
disusul pekik lenguhanmu
engkau orgasme!
dalam fatamorgana
sebab engkau hanya sedang beronani
Balaraja, 01 12 18
Selasa, 06 November 2018
~ Halimun seusai badai ~
pagimu tak lagi semerbak
aromanya telah bersulih makna
menjadi anyir darah
atas setangkup cinta yang terempas badai restu
nikmati saja anyirnya
hingga pohonmu kian merindang
lalu berbuah meraya raya
seperti inginmu
badai ini hanya sesaat
maka izinkanku menggamit lenganmu
tuk sekedar turut menahan empasnya
esok, bahkan saat embun pagi masih tersisa
badai itu telah sirna
sebab ia telah tereja
sebagai halimun
yang mesra menjilat wajah letihmu
DW
Tigaraksa, 06 11 18
aromanya telah bersulih makna
menjadi anyir darah
atas setangkup cinta yang terempas badai restu
nikmati saja anyirnya
hingga pohonmu kian merindang
lalu berbuah meraya raya
seperti inginmu
badai ini hanya sesaat
maka izinkanku menggamit lenganmu
tuk sekedar turut menahan empasnya
esok, bahkan saat embun pagi masih tersisa
badai itu telah sirna
sebab ia telah tereja
sebagai halimun
yang mesra menjilat wajah letihmu
DW
Tigaraksa, 06 11 18
Jumat, 10 Agustus 2018
~ Menyerah ~
biar saja ku tetap di sini
sebagai ilalang mungkin
yang menunggu embus angin
untuk dapat sekedar meliukkan batangku
atau sebagai dedaunan
yang menunggu kemarau tiba
untuk sekedar menggugurkan daunku yang kering
meranggas..!
sebab ketika kutanya pada semua
hanya gelengan kecil jawab yang kudapat
Aku menyerah!
DW
TNG. 11 08 14
sebagai ilalang mungkin
yang menunggu embus angin
untuk dapat sekedar meliukkan batangku
atau sebagai dedaunan
yang menunggu kemarau tiba
untuk sekedar menggugurkan daunku yang kering
meranggas..!
sebab ketika kutanya pada semua
hanya gelengan kecil jawab yang kudapat
Aku menyerah!
DW
TNG. 11 08 14
Langganan:
Postingan (Atom)
~ Di Ujung Lelah ~
tiba di ujung lelah dalam semu senyum atas pemaklumanku pergilah kini ke luas samudra yang engkau pilih tanpa aku di buritan kapalm...
-
dingin senja menabur aroma kemarau menusuk setiap ruas raga di setangkup sisa rasa ini nganga rindu semakin merona menjingga tanpa ku...
-
usah engkau bertanya lagi kapan kita kan menepi untuk berlabuh di pelabuhan impian bukankah samudra itu adalah kita menjadi b...
-
Pak, aku kangen...! Jarik ombo yang dulu dipakai menggendongku sambil disambi kemana-mana itu masih ada pak? Pasti warnanya udah njeblug ...